Metabolisme ialah sekumpulan reaksi kimia di dalam sel  organisme yang dilakukan untuk bertahan hidup. Reaksi enzim katalis membuat  organisme sanggup tumbuh, bereproduksi, berkembang, dan mengikuti keadaan dengan  lingkungannya. Istilah “metabolisme” juga sanggup merujuk kepada semua reaksi  kimia yang terjadi di makhluk hidup, termasuk pencernaan dan transportasi  substansi antar sel.
 Selengkapnya: Pengertian Metabolisme (Artikel Lengkap)
 Metabolisme biasanya dibagi menjadi dua kategori yakni  katabolisme yang memecah materi organik dan mendapatkan energi dengan cara  respirasi sel, dan anabolisme yang memakai energi untuk membentuk komponen  sel menyerupai protein dan asam nukleat.
  Reaksi kimia pada metabolisme tersusun menjadi jalur  metabolisme, yang mana satu zat kimia berubah dalam beberapa tahap menjadi zat  kimia lain, dengan dukungan enzim. Enzim sangat penting dalam metabolisme alasannya  enzim membantu organisme untuk mengendalikan reaksi yang membutuhkan energi.  Reaksi tersebut tidak akan terjadi dengan sendirinya. Energi akan dikeluarkan  oleh enzim dengan cara membuat suatu reaksi spontan. Enzim bertindak sebagai  katalis yang sanggup mempercepat suatu reaksi. Enzim juga mengatur jalur  metabolisme dengan mengubah suasana sel atau mendapatkan sinyal dari sel lain.
  Sistem metabolisme pada organisme tertentu sanggup memakai  racun sebagai nutrisi. Contoh, beberapa jenis organisme prokariotik memakai  hidrogen sulfat sebagai nutrien, sedangkan gas tersebut beracun bagi hewan.  Kecepatan metabolisme dan derajat metabolisme mempengaruhi jumlah masakan yang  dibutuhkan oleh suatu organisme dan cara memperolehnya.
  Ciri-ciri metabolisme yang paling mencolok ialah kemiripan  jalur metabolisme dasar dan komponen di seluruh spesies organisme. Contoh, asam  karboksilat yang terdapat pada siklus asam sitrat ada di seluruh organisme mulai  dari basil uniseluler Escherichia coli dan organisme multiseluler  gajah. Kemiripan mencolok dalam jalur metabolisme ini dikarenakan semuanya  berasal dari satu kemunculan menyerupai yang dijelaskan oleh teori evolusi.
  1. Kunci Biokimia dalam  Metabolisme
 Selengkapnya: Sel (Artikel Lengkap) dan Biokimia (Artikel Lengkap)
 Kebanyakan struktur yang menyusun hewan, tumbuhan, dan mikroba terdiri dari tiga molekul dasar yaitu  asam amino, karbohidrat, dan lipid (sering disebut lemak). Molekul tersebut  sangat penting bagi kehidupan. Reaksi metabolisme berfokus untuk memproduksi  molekul tersebut selama pembentukan sel dan jaringan atau mencerna sel mati dan  menggunakannya sebagai sumber energi. Biokimia sanggup bergabung bersama untuk  membentuk polimer menyerupai DNA dan protein. DNA dan protein ialah makromolekul esensial  bagi kehidupan.
  Jenis Molekul   |   Nama Monomer yang Membentuknya   |   Nama Polimer yang Membentuknya   |   Contoh Polimernya   | 
 Asam amino   |   Asam amino   |   Protein (juga disebut polipeptida)   |   Protein fibrosa dan protein globular   | 
 Karbohidrat   |   Monosakarida   |   Polisakarida   |   Pati, glikogen, dan selulosa   | 
 Asam nukleat   |   Nukleotida   |   Polinukleotida   |   DNA dan RNA   | 
1.1. Asam Amino dan Protein dalam Metabolisme
 Protein terdiri dari asam amino yang tersusun dari rantai  linear yang diikat oleh rantai (bond) peptida. Banyak protein yang  merupakan enzim yang mengkatalis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein yang  lain mempunyai fungsi struktural dan mekanika, menyerupai protein yang membentuk sitoskeleton, sebuah sistem kerangka yang membentuk sel.  Protein juga penting dalam pemberi sinyal sel, respon imun, adhesi sel, transpor  aktif antar membran, dan siklus sel. Asam amino juga berkontribusi dalam  metabolisme seluler dengan menyediakan suplai karbon untuk siklus krebs, terutama saat sumber utama energi menyerupai  glukosa tidak mencukupi.
 1.2. Lipid dalam Metabolisme
 Lipid ialah sekumpulan biokimia yang paling bermacam-macam.  Struktur utamanya dipakai sebagai bab dari membran biologis baik itu  lapisan dalam maupun lapisan luarnya, misalnya ialah membran sel. Lipid juga sanggup dipakai sebagai sumber energi.  Lemak ialah molekul yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Sebuah gliserol  terdiri dari trigliserida. Kolesterol juga merupakan salah satu jenis lipid.
 1.3. Karbohidrat dalam Metabolisme
 Karbohidrat ialah aldehida atau keton dengan banyak hidroksil  yang sanggup membentuk rantai lurus atau cincin. Karbohidrat merupakan molekul  biologis yang paling melimpah dan mempunyai banyak tugas menyerupai penyimpanan,  transpor energi (pati dan glikogen), dan komponen struktural (selulosa dalam  tumbuhan, kitin dalam hewan). Unit dasar karbohidrat disebut monosakarida yang  terdiri dari galaktosa, fruktosa, dan glukosa. Beberapa monosakarida sanggup  saling berikatan untuk membentuk polisakarida.
 1.4. Nukleotida dalam Metabolisme
 Dua asam nukleat, DNA dan RNA, ialah polimer dari nukleotida.  Masing-masing nukleotida tersusun dari fosfat, gula ribosa (RNA) atau gula  deoksiribosa (DNA), dan basa nitrogen. Asam nukleat sangat bermanfaat alasannya  sanggup menyimpan, menggunakan, dan menterjemahkan materi genetika melalui proses transkripsi dan sintesis protein.  Informasi genetik ini dilindungi oleh prosedur DNA repair dan diperbanyak  melalui replikasi DNA. Banyak virus menyerupai HIV yang hanya mempunyai RNA dan  memakai transkripsi terbalik untuk membentuk DNA. RNA di ribosom menyerupai dengan enzim yang sanggup mengkatalis reaksi  kimia. Nukleosida dibentuk dengan mengikat basa nukleat dan gula ribosa. Basa  tersebut merupakan cincin heterosiklik yang mengandung nitrogen dan termasuk  purin atau pirimidin. Nukleotida juga bertindak sebagai koenzim dalam reaksi  transfer metabolik.
 1.5. Koenzim dalam Metabolisme
 Metabolisme melibatkan susunan reaksi kimia yang banyak. Namun  kebanyakan hanya melibatkan beberapa jenis reaksi dasar yang melibatkan transfer  atom fungsional dan ikatannya dalam molekul. Beberapa zat kimia sanggup membuat  sel memakai sekumpulan kecil metabolisme intermediet untuk memindahkan  sekumpulan zat kimia lain diantara reaksi yang berbeda. Zat kimia yang sanggup  membuat sel menyerupai itu disebut koenzim. Masing-masing reaksi transfer dibawa  keluar oleh koenzim tertentu. Koenzim tersebut kemudian dibuat, digunakan, dan  didaur ulang secara berkelanjutan.
  Pusat koenzim disebut adenosina trifosfat (ATP) yang merupakan  energi yang sanggup dipakai oleh semua jenis sel. Nukleotida tersebut dipakai  untuk mentransfer energi kimia diantara reaksi kimia yang berbeda. Hanya ada  sedikit ATP di dalam sel, namun selalu beregenerasi. Tubuh insan sanggup  memakai ATP seberat berat tubuhnya setiap hari. ATP bertindak sebagai  jembatan antara katabolisme dan anabolisme. Katabolisme memecah molekul dan  anabolisme menyatukannya. Reaksi katabolik membentuk ATP dan reaksi anabolik  menggunakannya. ATP juga menjadi pembawa fosfat dalam reaksi fosforilasi.
  Vitamin ialah komponen organik yang diharapkan dalam jumlah  kecil yang tidak sanggup dibentuk oleh sel. Dalam nutrisi manusia, kebanyakan fungsi  vitamin bertindak sebagai koenzim setelah dimodifikasi. Contoh, semua vitamin  yang sanggup larut dengan air bersifat fosforilasi atau sanggup bergabung dengan  nukleotida saat dibutuhkan di dalam sel. Nikotinamida adenin dinukleotida  (NAD+) yang merupakan derivatif dari vitamin B3 (niasin)  ialah koenzim penting yang bertindak sebagai aseptor hidrogen. Ratusan tipe  dehidrogenesis menghilangkan elektron dari substratnya dan mereduksi  NAD+ menjadi NADH. Bentuk tereduksi dari koenzim ini kemudian  merupakan substrat untuk semua reduktasi di dalam sel yang perlu mereduksi  substratnya.
 1.6. Mineral dan Kofaktor dalam Metabolisme
 Elemen anorganik berperan penting dalam metabolisme. Beberapa  jenis zat anorganik sangat berlimpah menyerupai sodium dan potasium. Sekitar 99%  dari massa mamalia terdiri dari elemen karbon, nitrogen, kalsium, sodium,  klorin, potasium, hidrogen, fosfor, oksigen, dan sulfur. Komponen organik  (protein, lipid, dan karbohidrat) mengandung secara umum dikuasai karbon dan nitrogen.  Kebanyakan dari oksigen dan hidrogen muncul sebagai air.
  Elemen anorganik yang melimpah bertindak sebagai elektrolit  ion. Ion yang paling penting ialah sodium, potasium, kalsium, magnesium,  klorida, fosfat, dan ion organik bikarbonat. Gradien ion dijaga biar sempurna  dengan melewati membran sel dan menjaga tekanan osmotik dan pH. Ion juga penting  untuk fungsi saraf dan otot sebagai potensial agresi di jaringannya. Potensial  agresi diciptakan dengan menukar elektrolit diantara cairan ekstraseluler dan  cairan sel. Elektrolit masuk dan keluar dari sel melalui protein di membran sel  yang disebut akses ion (ion channels). Contoh, kontraksi otot  bergantung pada pergerakan kalsium, sodium, dan potasium melalui akses ion di  dalam membran sel dan tubulus T.
  Logam transisi biasanya muncul sebagai elemen sisa di  organisme. Seng dan zat besi yang paling melimpah diantara logam transisi. Logam  tersebut dipakai dalam beberapa jenis protein sebagai kofaktor dan penting  untuk acara enzim menyerupai katalase dan protein pembawa oksigen (hemoglobin).  Kofaktor logam diikat akrab di beberapa tempat dalam protein. Meskipun kofaktor  enzim sanggup diubah selama proses katalis, kofaktor logam selalu kembali ke  tempatnya semula setelah reaksi katalis selesai. Mikronutrien logam sanggup  diambil oleh organisme dengan transporter spesifik dan terikat untuk menyimpan  protein, menyerupai feritin atau metalotionein saat tidak digunakan.
  2. Katabolisme dalam  Metabolisme
  Katabolisme ialah sekumpulan proses metabolisme yang memecah  molekul besar. Katabolisme juga termasuk memecah dan mengoksidasi molekul  makanan. Tujuan reaksi katabolisme ialah untuk menyediakan energi dan komponen  yang dibutuhkan oleh reaksi anabolik. Sifat reaksi katabolik berbeda di setiap  organisme. Organisme sanggup diklasifikasikan menurut sumber energi dan  karbonnya menyerupai yang terlihat pada gambar (tabel) dibawah. Molekul organik  diharapkan sebagai sumber energi bagi organotrof, sedangkan litotrof memakai  substrat anorganik dan fototrof memakai cahaya matahari sebagai energi  kimia. Namun, semua perbedaan bentuk metabolisme bergantung pada reaksi redoks  yang melibatkan transfer elektron dari molekul yang tereduksi menyerupai molekul  organik, air, amonia, hidrogen sulfida, atau ion besi ke molekul peserta  menyerupai oksigen, nitrat, atau sulfat. Pada hewan, reaksi tersebut melibatkan  molekul organik kompleks yang terpecah menjadi molekul sederhana menyerupai karbon  dioksida dan air. Dalam organisme fotosintetik menyerupai tumbuhan dan sianobakteri,  reaksi transfer elektron tidak menghasilkan energi, tetapi dipakai untuk  menyimpan energi yang diterima dari cahaya matahari.
 ![]()  | 
| Klasifikasi organisme menurut metabolismenya | 
 Reaksi katabolis yang paling umum pada binatang sanggup dibagi  menjadi tiga tahap. Pertama, molekul organik besar menyerupai protein,  polisakarida, atau lipid dicerna menjadi komponen yang lebih kecil diluar sel.  Kemudian, molekul yang lebih kecil itu diambil oleh sel dan mengubahnya menjadi  molekul yang lebih kecil lagi, biasanya berupa asetil koenzim A (asetil-KoA),  yang menghasilkan beberapa energi. Terakhir, asetil pada KoA teroksidasi menjadi  air dan karbon dioksida di dalam siklus asam sitrat dan rantai transpor  elektron. Proses tersebut menghasilkan energi yang disimpan dengan mereduksi  koenzim NAD+ menjadi NADH.
 2.1. Pencernaan
 Makromolekul menyerupai pati, selulosa, atau protein tidak sanggup  pribadi diambil oleh sel dan harus dipecah menjadi unit yang lebih kecil  sebelum sanggup dipakai dalam metabolisme sel. Beberapa jenis enzim mencerna  polimer tersebut. Enzim pencernaan tersebut salah satunya ialah protease yang  mencerna protein menjadi asam amino dan hidrolase glikoseda yang mencerna  polisakarida menjadi gula sederhana yang dikenal sebagai monosakarida.
  Mikroba secara sederhana mensekresikan enzim pencernaan  disekelilingnya. Sedangkan binatang hanya mensekresi enzim dari sel terdiferensiasi  di usus. Asam amino atau gula dihasilkan oleh enzim ekstraseluler yang dipomba  menuju sel oleh protein transpor aktif.
 2.2. Energi dari Komponen Organik
 Katabolisme karbohidrat ialah proses memecah karbohidrat  menjadi unit yang lebih kecil. Karbohidrat biasanya diambil oleh sel setelah  dicerna menjadi monosakarida. Di dalam sel, jalur utama pemecahan ialah  glikolisis yang merupakan proses mengubah gula (glukosa dan fruktosa) menjadi  asam piruvat dan menghasilkan beberapa ATP. Asam piruvat dipakai sebagai  penengah di beberapa jalur metabolik, namun kebanyakan diubah menjadi asetil-KoA  dan masuk ke dalam siklus asam sitrat. Meskipun lebih banyak ATP yang dihasilkan  oleh siklus asam sitrat, produk yang terpenting ialah NADH yang terbuat dari  NAD+ yang telah teroksidasi. Proses oksidasi tersebut menghasilkan  karbon dioksida sebagai produk sampingan (buangan). Dalam kondisi anaerobik,  glikolisis memproduksi asam laktat melalui enzim laktat dehidrogenase yang  mereoksidasi NADH menjadi NAD+ untuk dipakai kembali dalam  glikolisis. Rute alternatif untuk pemecahan glukosa ialah jalur pentosa fosfat  yang menguransi koenzim NADPH dan memproduksi gula pentosa menyerupai ribosa yang  merupakan komponen gula dari asam nukleat.
  Lemak dikatabolis dengan cara hidrolisis dan menghasilkan asam  lemak dan gliserol. Gliserol masuk ke glikolisis dan asam lemak dipecah oleh  beta oksidasi untuk menghasilkan asetil-KoA yang kemudian masuk ke siklus asam  sitrat. Asam lemak menghasilkan lebih banyak energi melalui oksidasi  dibandingkan karbohidrat alasannya struktur karbohidrat mengandung lebih banyak  oksigen. Steroid juga dipecah oleh basil dengan proses yang menyerupai dengan beta  oksidasi. Proses pemecahan tersebut melibatkan asetil-KoA, propionil-KoA, dan  asam piruvat dalam jumlah yang signifikan. Hasil pemecahan tersebut juga sanggup  dipakai sebagai energi.
  Asam amino salah satunya dipakai untuk mensintesis protein  dan biomolekul lain, atau mengoksidasi urea dan karbon dioksida sebagai sumber  energi. Jalur oksidasi dimulai dengan menghilangkan demam isu dengan transaminase.  Amino kemudian masuk ke dalam siklus urea dan menghasilkan rangka karbon  terdeaminasi di dalam siklus asam sitrat. Contoh, deaminasi glutamat  menghasilkan α-ketoglutarate. Asam amino glukogenik juga sanggup diubah menjadi  glukosa melalui proses glukoneogenesis.
  3. Transformasi Energi dalam  Metabolisme
 3.1. Fosforilasi Oksidatif
 Dalam fosforilasi oksidatif, elektron dihilangkan dari molekul  organik dan ditransfer ke oksigen, kemudian energi yang dihasilkan dipakai  untuk membuat ATP. Proses ini dilakukan oleh eukariota dengan sekumpulan protein  di membran mitokondria yang disebut rantai transpor elektron. Pada  prokariota, protein ini ditemukan di membran sel bab dalam. Protein tersebut  memakai energi yang dihasilkan dengan melewatkan elektron dari molekul  tereduksi menyerupai NADH menuju oksigen untuk memompa proton melewati membran.
  Memompa proton keluar dari mitokondria membuat perbedaan  konsentrasi proton di sekitar membran dan menghasilkan gradien elektrokimia.  Gaya ini membawa proton kembali ke mitokondria melewati basa enzim yang disebut  ATP sintase. Aliran proton membuat stalk subunit berputar dan  menyebabkan kawasan domain sintase yang aktif berubah bentuk dan fosforilat  adenosin difosfat bermetamorfosis ATP.
 3.2. Energi dari Komponen Anorganik
 Kemolitotrof ialah salah satu jenis metabolisme yang ditemukan  di prokariota dimana energi diperoleh dari oksidasi komponen anorganik.  Organisme tersebut sanggup memakai hidrogen, komponen welirang yang tereduksi  (seperti sulfida, hidrogen sulfida, dan tiosulfat), Besi (II) oksida, atau  amonia sebagai sumber energi. Energi didapatkan dengan mengoksidasi komponen  tersebut dengan peserta elektron menyerupai oksigen atau nitrit. Proses mikrobial  ini penting dalam siklus biogeokimia globat menyerupai asetogenesis, nitrifikasi,  dan denitrifikasi. Selain itu, proses ini juga penting bagi kesuburan tanah.
 3.3. Energi dari Cahaya Matahari
 Tumbuhan, sianobakteria, basil ungu, basil welirang hijau,  dan beberapa jenis protista mendapatkan energi dari cahaya matahari. Proses ini  seringkali diikuti dengan pengubahan karbon dioksida menjadi komponen organik  sebagai bab dari fotosintesis. Sistem pengambilan energi dan fiksasi karbon  sanggup beroperasi secara terpisah pada prokariota. Bakteri ungu dan basil  welirang hijau sanggup memakai cahaya matahari sebagai sumber energi dan sanggup  berpindah-pindah antara fiksasi karbon dan fermentasi komponen organik.
  Pada banyak organisme, proses pengambilan energi matahari  mempunyai prinsip yang sama dengan fosforilasi oksidatif dimana melibatkan tempat  penyimpanan energi sebagai gradien konsentrasi proton. Proton memacu gaya untuk  mengendalikan sintesis ATP. Elektron diharapkan untuk mengendalikan rantai  transpor elektron yang tiba dari protein pembawa cahaya yang disebut pusat  reaksi fotosintetik atau rhodopsin. Pusat reaksi pada tumbuhan dan sianobakteria  terbagi menjadi dua jenis menurut jenis pembawa pigmen fotosintetik.  Kebanyakan basil fotosintetik hanya mempunyai satu jenis.
  Pada tumbuhan, ganggang, dan sianobakteria, fotosistem II  memakai energi cahaya untuk menghilangkan elektron dari air dan menghasilkan  oksigen sebagai produk residu (buangan). Elektron kemudian mengalir ke sitokrom  b6f kompleks yang memakai energinya untuk memompa proton melewati membran  tilakoid di dalam kloroplas. Proton tersebut kembali melalui membran setelah  sebelumnya mengendasilkan ATP sintase. Elektron kemudian mengalir melewati  fotosistem I dan salah satu elektronnya dipakai untuk mereduksi koenzim  NADP+ untuk dipakai di siklus Calvin atau didaur ulang untuk  pembentukan ATP berikutnya.
  4. Anabolisme dalam  Metabolisme
  Anabolisme ialah sekumpulan proses metabolik konstruktif  dimana energi yang dihasilkan oleh katabolisme dipakai untuk mensintesis  molekul kompleks. Umumnya, molekul kompleks menyusun struktur sel dan membentuk  prekusor sedikit demi sedikit. Anabolisme terdiri dari tiga tahap. Pertama,  produksi prekusor menyerupai asam amino, monosakarida, isoprenoid, dan nukleotida.  Kedua, prekusor tersebut diaktifkan menjadi bentuk reaktif dengan memakai  energi dari ATP. Ketiga, dilakukan perakitan prekusor sampai menjadi molekul  kompleks menyerupai protein, polisakarida, lipid, dan asam nukleat.
  Cara membentuk molekul di dalam sel berbeda-beda pada setiap  organisme. Makhluk hidup autotrof menyerupai tumbuhan sanggup membentuk molekul  organik kompleks (seperti polisakarida dan protein) di dalam sel dari molekul  sederhana menyerupai karbon dioksida dan air. Sedangkan makhluk hidup heterotrof  memerlukan substansi yang lebih kompleks (seperti monosakarida dan asam amino)  untuk memproduksi molekul kompleks. Lebih lanjut, organisme sanggup  diklasifikasikan menurut sumber energi utama yaitu fotoautotrof dan  fotoheterotrof yang mendapatkan energi dari cahaya dan kemoautotrof dan  kemoheterotrof yang mendapatkan energi dari reaksi oksidasi anorganik.
 4.1. Fiksasi Karbon
 Fotosintesis ialah sintesis karbohidrat dengan sinar matahari  dan karbon dioksida (CO2). Dalam tumbuhan, sianobakteria, dan alga,  fotosintesis oksigenik memecah air dengan oksigen sebagai produk buangan. Proses  ini memakai ATP dan NADPH yang diproduksi oleh pusat reaksi fotosintetik  untuk mengubah CO2 menjadi gliserat 3-fosfat yang kemudian diubah  menjadi glukosa. Reaksi fiksasi karbon ini dilakukan oleh enzim RuBisCO sebagai  bab dari siklus Calvin – Benson. Tiga jenis fotosintesis terjadi pada  tumbuhan yakni fiksasi karbon C3, fiksasi karbon C4, dan fotosintesis CAM.  Ketiga jenis tersebut dibedakan menurut jalur karbon dioksida menuju siklus  Calvin. Tanaman C3 pribadi memasang CO2, sedangkan  fotosintesis C4 dan CAM menggabungkan CO2 ke komponen lain terlebih  dahulu sebagai bentuk pembiasaan dari intensitas cahaya matahari dan kondisi  kering.
  Pada prokariot fotosintetik, prosedur fiksasi karbon lebih  berbeda. Karbon dioksida sanggup pribadi dipasang oleh siklus Calvin – Benson  (kebalikan dari siklus asam sitrat) atau karboksilasi dari asetil-KoA. Prokariot  kemoautotrof juga memasang CO2 melalui siklus Calvin – Benson, namun  energi yang dipakai untuk mengendalikan reaksi berasal dari komponen  anorganik.
 4.2. Karbohidrat dan Glikan
 Pada anabolisme karbohidrat, asam organik sederhana sanggup  diubah menjadi monosakarida (seperti glukosa) kemudian dipakai untuk merakit  polisakarida (seperti pati). Generasi glukosa yang berasal dari komponen menyerupai  piruvat, asam laktat, gliserol, gliserat 3-fosfat, dan asam amino disebut  glukoneogenesis. Glukoneogenesis mengubah piruvat menjadi glukosa-6-fosfat  melalui serangkaian intermediet, banyak diantaranya yang dibagikan dengan  glikolisis. Namun, jalur ini tidak sesederhana glikolisis yang berjalan  terbalik. Beberapa langkah dikatalis oleh enzim non-glikolitik. Ini diharapkan  untuk membentuk gugusan dan memecah glukosa.
  Meskipun lemak menjadi jalan umum untuk menyimpan energi, dalam  vertebrata (seperti manusia), asam lemak tidak sanggup diubah menjadi glukosa  melalui proses glukoneogenesis. Organisme tersebut juga tidak sanggup mengubah  asetil-KoA menjadi piruvat. Tumbuhan sanggup melakukannya, namun binatang tidak.  Akibatnya, setelah menderita kelaparan jangka panjang, vertebrata memproduksi  tubuh keton dari asam lemak untuk menggantikan lemak di dalam jaringan menyerupai  otak yang tidak bisa memetabolis asam lemak. Pada organisme lain menyerupai  tumbuhan dan bakteria, problem metabolik ini terselesaikan dengan memakai  siklus glioksilat. Siklus glioksilat memotong tahapan dekarboksilasi dalam  siklus asam sitrat dan mengubah asetil-KoA menjadi osaloasetat yang sanggup  dipakai untuk memproduksi glukosa.
  Polisakarida dan glikan dibentuk oleh penambahan monosakarida  secara berurutan oleh glikosiltransferase dari gula fosfat reaktif (seperti  uridin difosfat glukosa / UDF-glukosa) menuju peserta hidroksil. Semua grup  hidroksil sanggup dijadikan akseptor, sehingga polisakarida yang terbentuk sanggup  mempunyai struktur lurus atau bercabang. Polisakarida yang terbentuk mempunyai  struktur dan fungsi metabolik tersendiri, atau ditransfer ke lipid dan protein  dengan dukungan enzim oligosakariltransferase.
 4.3. Asam Lemak, Isoprenoid, dan Steroid
 Asam lemak dibentuk oleh asam lemak sintase yang melaksanakan  polimerisasi dan mereduksi unit asetil-KoA. Rantai asil di dalam asam lemak  diperpanjang oleh siklus reaksi yang menambahkan asil, mereduksinya menjadi  alkohol, mendehidrasikannya menjadi sekelompok alkana, dan kemudian direduksi  lagi menjadi alkana. Enzim dari biosintesis asam lemak terbagi menjadi dua  kelompok: Protein tipe I pada binatang dan fungi (jamur) dan enzim tipe II pada plastida tumbuhan dan bakteri.
  Terpena dan isoprenoid ialah kelompok besar lipid yang  membentuk sebagian besar produk tumbuhan. Komponen tersebut dibentuk oleh  perakitan dan modifikasi isoprena yang didapat dari prekursor reaktif  isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat. Prekursor tersebut dibentuk  dengan cara yang berbeda. Pada binatang dan fungi, jalur mevalonat memproduksi  komponen tersebut dari asetil-KoA. Sedangkan pada tumbuhan dan basil  memakai piruvat dan gliseraldehid 3-fosfat sebagai substrat. Reaksi penting  yang memakai isoprena aktif ialah biosintesis steroid. Isoprena akan  bergabung bersama untuk memproduksi squalen dan membentuk lanosterol. Lanosterol  sanggup diubah menjadi steroid lain menyerupai kolesterol dan ergosterol.
 4.4. Protein
 Kemampuan setiap organisme untuk mensintesis 20 macam asam  amino bervariasi. Kebanyakan basil dan tumbuhan sanggup mensintesis semuanya,  sedangkan mamalia hanya sanggup mensintesis sebelas asam amino non-esensial  sehingga sembilan asam amino esensial harus didapatkan dari makanan. Beberapa  benalu sederhana menyerupai basil Mycoplasma pneumoniae, tidak bisa  mensintesis asam amino dan mendapatkannya pribadi dari inangnya. Semua asam  amino disintesis melalui intermediet dalam glikolisis, siklus asam sitrat, atau  jalur pentosa fosfat. Sintesis asam amino bergantung pada gugusan asam alfa-keto  yang sempurna dan melaksanakan transaminasi untuk membentuk sebuah asam amino.
  Asam amino membentuk protein dengan bergabung bersama menjadi  rantai peptida. Setiap protein mempunyai susunan asam amino yang berbeda yang  disebut struktur primer. Bagaikan semua aksara yang sanggup dirangkai menjadi  kata-kata yang berbeda, asam amino juga sanggup melaksanakan kombinasi untuk  membentuk banyak variasi protein. Protein yang dibentuk oleh asam amino sanggup  diaktivasi dengan mengikatnya dengan molekul RNA transfer melalui ikatan ester.  Prekursor tRNA diproduksi dalam reaksi ATP. tRNA menjadi substrat untuk ribosom,  yang kemudian menjadi asam amino dengan berikatan dengan rantai protein dan  memakai isu dari mRNA.
 4.5. Sintesis Nukleotida
 Nukleotida tersusun dari asam amino, karbon dioksida, dan asam  format yang memakai energi metabolik dalam jumlah besar. Purin disintesis  sebagai nukleosida (basa yang terikat dengan ribosa). Baik adenin dan guanin  tersusun dari prekursor nukleosida inosin monofosfat yang disintesis memakai  atom dari asam amino glisin, glutamin, dan asam aspartik. Pirimidin disintesis  dari basa orotat yang terbentuk dari glutamin dan aspartat.
  5. Metabolisme Xenobiotik dan  Redoks
  Semua organisme secara konstan membedah komponen yang tidak  sanggup dipakai sebagai masakan dan berbahaya jikalau masuk ke dalam sel. Komponen  yang berpotensi merusak tersebut disebut xenobiotik. Xenobiotik menyerupai obat  sintetis, racun alami, dan antibiotik didetoksifikasi oleh sekumpulan enzim  metabolisme xenobiotik. Pada manusia, enzim termasuk ialah sitokrom P450  oksidase, UDP-glukuronososiltransferase, dan glutathione S-transferase. Sistem  enzim ini bekerja dengan tiga fase. Pertama, xenobiotik dioksidasi. Kedua, zat  konjugat yang larut dengan air digabungkan menjadi molekul. Ketiga, xenobiotik  larut air yang telah termodifikasi dipompa keluar dari sel dan organisme  multiseluler akan memetabolismenya sebelum diekskresi. Dalam ekologi, reaksi ini sangat penting untuk membiodegradasi  polutan oleh mikroba dan membioremediasi tanah terkotori atau tumpahan  minyak.
  6. Aturan dan Kontrol  Metabolisme
  Suasana lingkungan di kebanyakan organisme sanggup berubah secara  konstat. Sehingga reaksi metabolisme harus diatur untuk menyesuaikan kondisi  dengan sel. Kondisi tersebut disebut homeostasis. Regulasi metabolik juga  membuat organisme sanggup merespon sinyal dan berinteraksi dengan lingkungannya.  Terdapat dua konsep yang penting untuk memahami bagaimana jalur metabolik  dikontrol. Pertama, regulasi enzim di dalam jalur metabolik yang sanggup meningkat  dan berkurang bergantung dengan sinyal yang diterima. Kedua, kontrol diberikan  kepada enzim biar sanggup merubah aktivitasnya pada jalur metabolik. Contoh,  sebuah enzim sanggup berubah total dalam aktivitasnya (sangat diatur) namun jikalau  perubahan tersebut mempunyai imbas kecil pada fatwa di jalur metabolik, maka  enzim tersebut tidak dilibatkan dalam pengaturan jalur metabolik.
  Terdapat beberapa tingkatan dalam regulasi metabolik. Pada  regulasi intrinsik, jalur metabolik melaksanakan regulasi dengan sendirinya untuk  merespon dan merubah tingkatan substrat atau produk. Regulasi ekstrinsik  melibatkan sebuah sel pada organisme multiseluler yang telah mendapatkan sinyal  dari sel lain untuk mengubah metabolisme. Pengiriman sinyal tersebut melibatkan  fosforilasi protein.
  Contoh kontrol ekstrinsik yang paling gampang dimengerti ialah  pengaturan metabolisme glukosa oleh hormon insulin. Insulin diproduksi sebagai  respon peningkatan kadar gula darah. Hormon akan berikatan dengan reseptor  insulin pada sel dan kemudian mengaktifkan protein kinase. Hal ini menyebabkan  sel mengambil glukosa dan mengubahnya menjadi asam lemak dan glikogen.  Metabolisme glikogen dikontrol oleh fosforilase dan glikogen sintase. Insulin  memacu sintesis glikogen dengan mengaktifkan protein fosfatase.
  7. Evolusi Metabolisme
  Jalur utama metabolisme menyerupai glikolisis dan siklus asam  siklat ada di semua makhluk hidup dan nenek moyang semua makhluk hidup. Nenek  moyang semua makhluk hidup ialah prokariota dan metanogen yang mempunyai  metabolisme asam amino, nukleotida, karbohidrat, dan lipid. Jalur  metabolisme yang hampir tidak berubah sepanjang evolusi ini dikarenakan jalur  ini ialah jalur yang memproduksi produk selesai dengan cara yang paling efisien.  Mutasi menyebabkan perubahan pada efisiensi metabolisme.
  Evolusi juga sanggup menyebabkan kehilangan fungsi metabolik.  Contoh, beberapa benalu tidak sanggup memetabolisme asam amino, nukleotida, dan  karbohidrat sehingga harus didapatkan dari inangnya.
  8. Sejarah Penelitian  Metabolisme
  Istilah “metabolisme” ialah turunan dari bahasa Inggris  metabolism yang berasal dari bahasa Yunani Μεταβολισμός  (Metabolismos) yang berarti “berubah”. Dokumen pertama yang membahas  metabolisme dibentuk oleh Ibn al-Nafis pada tahun 1260 masehi dengan judul  Al-Risalah al-Kamiliyyah fil Siera al-Nabawiyyah (Risalah Kamil pada Biografi  Nabi) yang didalamnya terdapat kalimat “Baik tubuh dan bagiannya ialah tempat  berkelanjutan bagi pemecahan dan makanan, jadi mereka niscaya menjalani perubahan  permanen”. Sejarah penelitian ilmiah wacana metabolisme terbentang selama  beberapa era dan telah berubah dari meneliti bab dalam binatang pada penelitian  awal menjadi penelitian reaksi metabolik pada individu dalam biokimia modern.  Percobaan pertama pada metabolisme insan dipublikasikan oleh Santorio Santorio  pada tahun 1614 dalam bukunya yang berjudul Ars de statica medicina.  Dia menjelaskan hasil penimbangan berat badannya sebelum dan setelah makan,  tidur, bekerja, melaksanakan kekerabatan s3ksual, puasa, minum, dan buang air kecil.  Dia menemukan bahwa kebanyakan masakan yang ia makan hilang melalui sesuatu  yang ia sebut “pengeluaran tidak sadar”.
  Pada studi awal, prosedur proses metabolik belum  teridentifikasi. Pada era ke-19, saat Louis Pasteur mempelajari fermentasi  gula menjadi alkohol dengan ragi, ia menyimpulkan bahwa fermentasi mengkatalis  substansi dalam sel ragi. Dia menulis bahwa “fermentasi alkohol mempunyai  kekerabatan dengan kehidupan dan organisme di dalam sel ragi, bukan ajal atau  pembusukan sel”. Penelitian ini, sejalan dengan publikasi Friedrich Wöhler pada  tahun 1828 wacana sintesis kimia pada urea dan tercatat sebagai komponen  organik pertama yang disiapkan dari prekursor anorganik. Ini terbukti bahwa  komponen organik dan reaksi kimia yang ditemukan di dalam sel tidak berbeda  dengan prinsip kimia lain.
  Penelitian pertama wacana enzim dilakukan pada awal era ke-20  oleh Eduard Buchner yang memisahkan studi reaksi kimia metabolisme dari studi  biologi sel. Ini menjadi awal dari biokimia. Pengetahuan wacana biokimia  berkembang pesat pada awal era ke-20. Salah satu orang yang paling  berkontribusi terhadap biokimia ialah Hans Krebs yang juga memperlihatkan  donasi besar bagi studi metabolisme. Dia meneliti siklus urea dan kemudian  siklus asam sitrat dan siklus glioksilat bersaa dengan Hans Kornberg. Penelitian  biokimia modern sangat didukung oleh perkembangan teknik penelitian menyerupai  kromatografi, difraksi sinar X, spektroskopi NMR, penandaan radioisotop,  mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekuler.
 Anda bisa request artikel wacana apa saja, kirimkan request Anda ke atau pribadi saja lewat kolom komentar :)

