Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat



Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat  | Latar Belakang Terjadinya Perjuangan Mengembalikan Irian barat | Tri Komando Rakyat (Trikora ) Persetujuan New york | Arti Penting pendapat rakyat (Pepera) di Irian Barat | semua point-point diatas akan kami bahas yang telah kami rangkum dalam Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat, banyak aksi-aksi usaha yang dilakukan demi mempertahankan irian barat supaya tak lepas dari indonesai supaya tak direbut oleh belanda, oleh karna Indonesia melaksanakan segenap perjuangan-perjuangan untuk merebut Irian barat yang akan kilas balik wacana sejarah peruangan bangsa indonesia merebut irian barat menyerupai point diatas menyerupai Latar belakang terjadinya usaha mengembalikan Irian Barat Ke Bangsa Indonesia, Perjuangan-Perjuangan bangsa Indonesia Merebut Irian barat untuk lebih jelasnya perjuangan-perjuangan menyerupai apa ??... dan aksi-aksi apa yang dilakukan indonesia dalam merebut Iria barat menyerupai dibawah ini......

Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat
(Peta Irian Barat)
   Seringkali di masyarakat terjadi masalah persengketaan antarsaudara atau dengan tetangga disebabkan rebutan batas tanah. Persengkataan mi seringkali meretakkan hubungan bersaudara maupun bertetangga. Sebab dalam masalah hak tanah seringkali orang mempertahankan mati-matian, bahkan orang Jawa menyampaikan “Sedumuk Bathuk Senyari Bumi”. Maksudnya, dalam mempertahankan hak tanah mereka mempejuangkan walaupun hingga titik darah penghabisan.
 
      Begitu juga bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan wilayah Irian Barat (sekarang Papua) dikala hendak diduduki Belanda sesudah diakuinya kedaulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949. Bangsa Indonesia harus berjuang dengan aneka macam macam cara untuk merebut kembali Irian Barat. Bagaimana usaha bangsa untuk memperoleh haknya kembali atas Irian Barat akan kita pelajarinya
Dengan mempelajari perjuangan-perjuangan Indonesia terutama usaha mengembalikan irian barat supaya kita sanggup meneladani para pejuang kita yang berjiwa ksatria dalam mempertahankan haknya sebagai bangsa yang utuh dan Sabang hingga Merauke. Mari kita lihat Perjuangan Indonesia Mengembalikan Irian Barat yang dimulai dengan : 

a. Latar belakang Terjadinya usaha mengembalikan Irian Barat
b. Perjuangan mengembalikan irian barat melalui Perjuangan Diplomasi : Pendekatan Diplomasi
c. Perjuangan mengembalikan Irian Barat melalui Perjuangan dengan Konfrontasi politik dan Ekonomi
d. Perjuangan Melalui Tri Komando Rakyat ( Trikora)
e. Persetujuan New York
f. Perjuangan Mengembalikan Irian Barat melalui Pepera atau Penentuan Pendapat Rakyat 
Berikut Urain dari point-poin diatas wacana Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat Sebagai berikut… 

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT

A. Latar Belakang Terjadinya Perjuangan Mengembalikan Irian Barat
Masih ingatkah kalian wacana Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus hingga 2 September 1949? Salah satu keputusan dalam konferensi tersebut antara lain bahwa masalah Irian Barat akan dibicarakan antara Indonesia dengan Belanda satu tahun sesudah Pengakuan Kedaulatan. Dan keputusan ini terjadi perbedaan penafsiran antara Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Tetapi pihak Belanda menafsirkan hanya akan merundingkan saja masalah Irian Barat. Dalam penjalanan waktu, Belanda tidak mau membicarakan masalah Irian Barat dengan Indonesia. Untuk menghadapi perilaku Belanda tersebut maka Indonesia melaksanakan aneka macam upaya sebagai berikut.

B Perjuangan Diplomasi: Pendekatan DipIomasi
Dalam menghadapi masalah Irian Barat tersebut Indonesia mula-mula melaksanakan upaya damai, yakni melalui diplomasi bilateral dalam lingkungan ikatan Uni Indonesia-Belanda. Akan tetapi usaha usaha melalui meja negosiasi secara bilateral ini selalu mengalami kegagalan. Setelah upaya-upaya tersebut tidak mambawa hasil maka semenjak tahun 1953 perjuangan pembebasan Irian Barat mulai dilakukan di forum- lembaga internasional, terutama PBB dan forum-forum solidaritas Asia-Afrika menyerupai Konferensi Asia-Afrika.
Sejak tahun 1954 masalah Irian Barat mi selalu dibawa dalam program Sidang Majelis Umum PBB, namun upaya ini pun tidak memperoleh balasan yang positif. Setelah upaya-upaya diplomasi tidak mencapai hasil maka pemerintah mengambil perilaku yang lebih keras yakni membatalkan Uni Indonesia-Belanda dan diikuti peniadaan secara sepihak persetujuan KMB oleh Indonesia pada tahun 1956.
Partai-partai politik dan semua golongan mendukung terhadap upaya pembebasan Irian Barat ini Selain itu usaha merebut Irian Barat diresmikan pemerintah maka ditetapkanlah Soa-Siu di Tidore sebagai ibu kota provinsi Irian Barat dan Zainal Abidin Syah ditetapkan menjadi Gubernur pada tanggal 23 September 1956.

C. Pêrjuangan dengan Konfrontasi Politik dan Ekonomi
Berbagai upaya yang dilakukan Indonesia tersebut hingga tahun 1957 ternyata belum membawa hasil sehingga Belanda tétap menduduki Irian Barat. Karena jalan hening yang ditempuh belum membawa hasil maka semenjak itu usaha ditingkatkan dengan melaksanakan aksi-aksi pembebasan Irian Barat di seluruh tanah air Indonesia yang dimulai dengan pengambilalihan perusahaan milik Belanda. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang diambilalih oleh bangsa Indonesia pada bulan Desember 1957 tersebut antara lain Nederlandsche Handel Maatschappij N.y. (sekarang menjadi Bank Dagang Negara), bank Escompto di Jakarta serta Perusahaan Philips dan KLM.
Pada tanggal 17 Agustus 1960 Republik Indonesia secara resmi menetapkan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Kerajaan Belanda. Meithat hubungan yang tegang antara Indonesia dengan Belanda ini maka dalam Sidang Umüm PBB tahun 1961 kembali masalah ini diperdebatkan.
Pada waktu terjadi ketegangan Indonesia dengan Belanda, Sekretaris Jenderal PBB U Thant menganjurkan kepada salah seorang diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker untuk mengajukan seruan penyelesaian masalah Irian Barat. Pada bulan Maret 1962 Ellsworth Bunker mengusulkan supaya pihak Belanda menyerahkan kedaulatan Irian Barat kepada Republik Indonesia yang dilakukan melalui PBB dalam waktu dua tahun. Akhirnya Indonesia menyetujui seruan Bunker tersebut dengan catatan supaya waktu dua tahun itu diperpendek. Sebaliknya Pemerintah Kerajaan
Belanda tidak mau melepaskan Irian bahkan membentuk negara “Boneka” Papua. Dengan perilaku Belanda tersebut maka tindakan bangsa Indonesia dan politik konfrontasi ekonomi ditingkatkan menjadi konfrontasi segala bidang.

D. Tri Komando Rakyat (Trikora)
Tindakan Belanda dengan mendirikan negara “Boneka” Papua itu merupakan perilaku yang menantang kepada bangsa Indonesia untuk bertindak cepat. Oleh lantaran itu pemerintah segera mengambil tindakan guna membebaskan Irian Barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno dalam suatu rapat raksasa di Yogyakarta mengeluarkan komando yang populer sebagai Tri Komando Rakyat (Trikora) yang isinya sebagai berikut.
1) Gagalkan pembentukañ “Negara Papua” bikinan Belanda kolonial.
2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Dengan dikeluarkannya Trikora maka mulailah konfrontasi total terhadap Belanda dan pada bulan Januari 1962  pemerintah membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang berkedudukan di Makasar. Adapun kiprah pokok dan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat ini adalah pengembangan operasi-operasi militer dengan tujuan pengembangan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan negara Republik Indonesia. Sebagai Panglima Komando Mandala ialah Mayor Jenderal Soeharto.
Sebelum Komando Mandala melaksanakan operasi sudah dilakukan penyusupan ke Irian Barat. ada tanggal 15 Januari 1962 dikala waktu menyampaikan pukul 21.15 di angkasa terlihat dua buah pesawat terbang pada ketinggian 3000 kaki melintasi gugusan patroli ALRI. Diperkirakan pesawat tersebut ialah milik Belanda jenis Neptune dam Firefly. Waktu itu terlihat juga dua buah kapal perusak yang sedang melepaskan tembakan ke arah kapal Motor Torpedo Boat (MTB) yang di situ turut pula para pejabat tinggi dan Markas Besar Angkatan Laut yaitu Komodor Yos Sudarso. Dalam insiden di Laut Aru tersebut Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama (Komodor) Yos Sudarso, bersama Komandan KRI Macan Tutul, Kapten (Laut) Wiratno, dan beberapa prajurit TNI-AL gugur sebagai pahlawan. Sebelum gugur Komodor Yos Sudarso sempat mengucapkan pesan terakhir “Kobarkan Semangat Pertempuran.” Adapun operasi-operasi yang direncanakan Komando Mandala di Irian Barat dibagi dalam tiga fase, yakni sebagai berikut.


(1) Fase Infiltrasi (sampai selesai 1962)
Memasukkan 10 kompi ke sekitar sasaran- sasaran tertentu untuk membuat tempat bebas de facto. Kesatuan-kesatuan mi harus sanggup menyebarkan penguasaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat dalam usaha fisik untuk membebaskan wilayah tersebut.

(2) Fase Eksploitasi (mulai awal 1963)
Mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting.

(3) Fase Konsolidasi (awal 1964)
Menegakkan kekuasaan Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat. Selanjutnya antara bulan Maret hingga Agustus 1962 Komando Mandala melaksanakan operasi-operasi pendaratan baik melalui bahari maupun udara.
Beberapa operasi tersebut adaah Qperasi Banteng di Pak-Fak dan Kaimana. OperasI Srigala di sekitar Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga di Merauke, serta Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, dan Merauke. Selain itu juga direncanakan serangan terbuka merebut Irian Barat dengan Operasi Jayawijaya.


E Persetujuan New York
      Pada awalnya Belanda tidak yakin pasukan Indonesia sanggup masuk ke wilayah Irian. Akan tetapi operasi-operasi yang dilakukan Pasukan Komando Mandala ternyata berhasil terhukti dengan jatuhnya Teminabuan ke tangan pasukan Indonesia. Sementara itu Pemerintah Kerajaan Belanda sedikit banyak mendapat tekanan dan  pihak Amerika Serikat untuk berunding lantaran untuk mencegah terseretnya Uni Soviet dan Ameriksa Serikat ke dalam konfrontasi. Dengan adanya planning Bunker di atas maka perilaku Indonesia ialah menerimanya. Hal ini ternyata menambah simpati dunia terhadap RI, sebaliknya Belanda bersikukuh mempertahankan Irian Barat. Oleh lantaran itu pada tanggal 14 Agustus 1962 RI melaksanakan operasi besar-besaran yang populer sebagai operasi Jayawijaya. Tanggal penyerbuan ini ditetapkan sebagai “Han H” atau “Hari Penyerbuan.”
      Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani suatu perjanjian antara Indonesia dengan Pemerintah Belanda di New York, bertempat di Markas Besar PBB. Perjanjian ini populer dengan Perjanjian New York. Adapun isi Perjanjian New York ialah sebagai berikut.


1. Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Penguasa Pelaksana Sementara PBB (UNTEA = United Nations Temporary Executive Authority) pada tanggal 1 Oktober 1962.

2. Pada tanggal 1 Oktober 1962 bendera PBB akan berkibar di Irian Barat berdampingan dengan / bendera Belanda, yang selanjutnya akan diturunkan pada tanggal 31 Desember untuk digantikan oleh bendera Indonesia mendampingi bendera PBB.

3. Pemerintah UNTEA berakhir pada tanggal 1 Mei 1963, pemerintahan selanjutnya diserahkan kepada pihak Indonesia.

4. Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada tanggal 1 Mei 1963.

5. Pada tahun 1969 rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya tetap dalam wilayah RI atau memisahkan diri dan RI melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).


Selanjutnya untuk menjamin keamanan di Irian Barat maka dibuat suatu pàsukan keamanan PBB yang dinamakan United Nations Security Forces (UNSF) di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Said Uddin Khan dan Pakistan. Pekerjaan UNTEA di bawah pimpinan Jalal Abdoh dan Iran juga berjalan lancar sehingga sempurna pada tanggal 1 Mei 1963 roda pemerintahan RI sudah berjalan Sebagai Gubernur Irian Barat pertama maka diangkatlah E. J. Bonay, seorang putera orisinil Irian Barat.
Di samping nama-nama Soeharto, Sudarso dan lain-lain yang berjasa dalam pembebasan Irian Barat juga tercatat dalam sejarah nama-nama menyerupai Kolonel Sudomo, Kolonel Udara Leo Watimena, dan Mayor L. B. Moerdani. Pantas pula untuk dikenang adalah, sukarelawati yang gigih berjuang dalam pembebasan Irian Barat yakni Herlina. Ia memenangkan hadiah Pending Emas lantaran ikut sertanya dalam pembebasan Irian Barat secara heroik. Pengalamannya dibukukan dalam karya tulis yang berjudul Pending Emas. Dengan ditandatangani Perjanjian New York maka pada tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat diserahkan kepada Indonesia. Hubungan diplomatik dengan Belanda pun segera dibuka kembali. Dengan kembalinya Irian Barat kepada Indonesia maka Komando Mandala dibubarkan dan sebagai operasi terakhir ialah Operasi Wisnumurti yang bertugas menjaga keamanan dalam penyerahan kekuasaan pemerintahan di Irian Barat dari  UNTEA kepada Indonesia.

F. Arti Penting Penentuan Pe sanggup Rakyat (Pepera) di Irian Barat
       Sebagai cuilan dan Persetujuan New York bahwa Indonesia berkewajiban untuk mengadakan “Penentuan Pendapat Rakyat” (Ascertainment of the wishes of the people) di Irian Barat sebelum selesai tahun 1969 dengan ketentuan bahwa kedua belah pihak, Indonesia dan Belanda, akan menghormati keputusan hasil Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat tersebut. Pada tahun 1969 diselenggarakanlah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat dan kesannya ialah bahwa rakyat Irian Barat tetap menghendaki sebagai cuilan dan wilayah Republik Indonesia. Selanjutnya hasil dari Pepera tersebut dibawa ke New York oleh utusan Sekjen PBB Ortizs Sanz untuk dilaporkan dalam Sidang Umum PBB ke- 24 pada bulan November 1969. Penyelesaian sengketa masalah Irian - Barat antara Indonesia dengan Belanda  melalui Persetujan New York  dilanjutkan dengan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) merupakan cara yang adil. Dalam duduk kasus Pepera (Pénentuan Pendapat Rakyat = plebisit) berdasarkan Persetujuan New York, pihak Belanda juga menyampaikan sikapnya yang baik, Kedua belah pihak menghormati hasil dan pendapat rakyat Irian Barat dalam memilih pilihannya.

     Hasil dan Pepera yang menetapkan secara lingkaran bahwa Irian Barat tetap merupakan cuilan dan Republik Indonesia. Hasil Pepera ini membuka jalan bagi persahabatan RI-Belanda, Lebih-lebih sesudah tahun 1965, hubungan RI-Belanda sangat erat dan banyak sekali proteksi dari Belanda kepada Indonesia baik melalui IGGI (Inter Governmental Group for Indonesia) atau di luarnya.

     Akhirnya Sidang Umum PBB tanggal 19 November 1969 menyetujui hasil- hasil Pepera tersebut sehingga Irian Barat tetap merupakan cuilan dan wilayah Republik Indonesia.

"Kesimpulan" : 

 Ringkasan atau Sejarah Singkat Tentang Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat  sebagai berikut...


Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat  | Salah satu keputusan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag pada tanggaf 23 Agustus hingga 2 September 1949 ialah kedudukan Irian Barat akan ditentukan selambat-lambatnya satu tahun sesudah Pengakuan Kedaulatan. Setelah bertahun-tahun Belanda tidak mau membicarakan masalah Irian Barat maka bangsa Indonesia berjuang merebutnya. 

Dalam berjuang merebut kembali Irian Barat bangsa Indonesia memakai aneka macam upaya, yakni melalui diplomasi maupun konfrontasi. Perjuangan melalui konfrontasi dilakukan dengan cara kônfrontasi politik, ekonomi, hingga konfrontasi militer. 

Dalam konfrontasi militer diawali dengan’dikeluarkannya Trikora (Tn Komando Rakyat) pada tanggal 19 Desemberlg6l. Untuk melaksanakan Trikora mi dibentuklah Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Operasi pembebasan yang dilakukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat ini melalu fase infiltrasi, fase eksploitasi, dan fase konsolidasi.
Dengan adanya kesungguhan Indonesia dalam merebut Irian Barat ml mengundang simpati diplomat AS Ellsworth Bunker untuk mengusulkan planning penyelesaian masalah Irian Barat. Indonesia mendapatkan seruan Bunker sedangkan Belanda menolaknya. Oleh lantaran itu Amerika Serikat mendesak Belanda untuk mendapatkan Rencana Bunker. Atas desakan Amerika Serikat maka Belanda menerimanya dan menandatangani Persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Berdasar Persetujuan New York maka Irian Barat selambat-lambatnya pada tanggal 1 Oktober 1962 akan dilaksanakan serah terima Irian Barat dan tangan Belanda kepada Pemerintah Sementara PBB UNTEA (United Nations Temporat’j Executive Authorit.

Selanjutnya sebagai wujud pelaksanaan Persetujuan New York maka diselenggarakanlah Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Pepera) pada tahun 1969. Hasil Pepera menunjukan secara lingkaran bahwa Irian Baralletap merupakan bagman dan Republik Indonesia. Hasil Pepera ini disetujui PBB pada tanggal l9 November 1969.



(Monumen Mandala dalam pembebasan irian barat untuk menghormati perjuangan-perjuangan dalam merebut Irian Barat)
Itulah Penjelasan Tentang Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat, Latar Belakang terjadinya Perjuangan Mengembalikan Irian Barat, dan Sejarah Singkat Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat, Lihat aneka macam Artikel-Artikel Belajar dan Bermanfaat Disini, Semoga Bermanfaat.  

LihatTutupKomentar